ASUHAN KEPERAWATAN ANESTESI PADA CRANIOTOMY
Definisi
Craniotomy adalah setiap operasi terhadap cranium ( Kamus Saku Dorland,1998 )
Tujuan operasi
Yang berhub. dgn SSP adalah memperbaiki SCALP ( Skin, Subcutan, Galea aponeurosis, Loose areolar tissue, Pericranium ). Tulang yg patah dan menekan jar. otak di bawahnya dikembalikan agar tidak merusak jar. otak yg tertekan . Bagian dr. tengkorak yg hilang harus diusahakan penggantinya. Durameter yg robek / hilang harus menjadi pembungkus yg utuh kembali shg liquor tdk keluar
INDIKASI OPERASI
1. TRAUMA TERTUTUP
~ Fraktur Impresi
~ Perdarahan Epidural
Adanya akumulasi darah pada rongga antar tulang tengkorak dengan lapisan meningen duramater. Terjadi akibat robekan cabang arteri meningeal tengah atau frontal.
Manifestasi klinis perdarahan akut àbekuan darah, hanya bisa diatasi dengan intervensi medis atau kematian. Bekuan epidural berkembang lambat, klien asimptomatik dalam beberapa minggu atau bulan hingga muncul perubahan neurologik.
~ Perdarahan Subdural
Adanya akumulasi darah di bawah lapisan meningeal duramater dan di atas lapisan aracnoid ,bekuan dengan tekanan osmotik tinggi, menyerap cairan di sekitar subarachnoid, massa intracranial, PTIK, herniasi cerebral, kematian.
Akut : simptomatik dalam 24 jam injuri.
Kronis : simptomatik beberapa minggu pasca injuri.
~ Perdarahan Intra Cerebral
akumulasi darah 25 ml atau lebih dalam parenkim otak
~ Operasi Dekompresi ( Edem Serebri dan Contusio berat )
§ Concussion (gegar otak)
Kejadian gangguan singkat fungsi otak dengan atau tanpa kehilangan kesadaran. CT Scan tidak tampak kerusakan tulang tengkorak ataupun duramater. Klien mengeluh sakit kepala, dizziness disertai nausea-vomiting.
§ Contusions
kerusakan jaringan otak yang luas berupa petechia dan perdarahan. Pada CT Scan tampak efek massa, mempengaruhi TIK, meningkatkan laju mortalitas 45 %.
2. TRAUMA TERBUKA
~ Perlukaan Cranio Cerebral
~ Liquor keluar dari Cranial
~ Corpus Alienum
~ Luka tembak
3. NON TRAUMA
~ Hidrocephalus
~ Tumor
CRANIUM ( Tulang kepala ) :
- Tabula Eksterna ( lapisan keras )
- Diplo, mrpk lapisan tulang
“Cancelluous” banyak cab.arteri dan vena diploika yg berasal dari permukaan luar maupun dari duramater.
- Tabula Interna ; serupa tabula,eksterna hanya lebih tipis, mudah fraktur
MENINGEN
Membran jaringan ikat yg membungkus otak dan medula spinalis, terdiri dari :
1. DURAMATER
lapisan paling luar, mrpk lapisan fibrosa, licin, dan kuat.
Membagi ruang antara cranium dan otak.
- Ruang Epidural : antara cranium dan duramater yg dialiri
arteri dan vena
- Ruang Subdural : antara duramater dan otak
2. ARACHNOID
Membran jaringan tipis, transparan, avaskuler, terpisah dari duramater di atasnya diisi sedikit cairan cerebro spinal yg fungsinya sbg pembasah sehingga mjd bantalan hidrostatik.
3. PIAMATER
Lapisan meningen paling dalam, terdiri 2 lapisan :
Ø lapisan luar berhub. dgn arachnoid melalui trabekula - trabekula.
Ø lapisan dalam; di daerah ventrikel lapisan akan melekat pd sel ependim, utk membentuk tela khorodialis, mengandung pembuluh darah kecil yg memberi makan struktur otak.
Fungsi : sbg pelindung masuknya bahan toksik ataupun mikroorganisme
ANESTESI PADA CRANIOTOMY
Problem :
1. TIK meningkat
2. Airway tdk lancar
3. Keadaan umum jelek
4. Operasi yang lama
5. Posisi operasi yang sulit
6. Emboli udara
7. Trauma operasi, perdarahan, ischemic cerebri
PRINSIP PENATALAKSANAAN :
a. TIK tidak tinggi
b. Cegah terjadinya hipoksia
c. Kardiovaskuler stabil
d. Posisi pasien benar
e. Perdarahan teratasi
f. Airway lancar
TIK normal : 10 – 15 mmHg
Gejala TIK meningkat : sakit kepala, mual / muntah, dilatasi pupil unilateral, papilledema
Penyebab TIK meningkat
• Jaringan Otak : adanya tumor / pseudotumor, infeksi, hipoksia, metabolic enchelopathy
• Vaskuler : hipertensi, gangg. osmolaritas
• L C S : hydrocephalus
• Trauma capitis : hematom
• Lain-lain : batuk, bersin, muntah, mengejan
Penyebab TIK menurun:
• Tumor
~ Diuretik osmotik : Manitol 20%, dosis 0,25 – 1 g/Kg
~ Hiperventilasi : limit PaCO2 ( 25 – 30 torr )
• LCS retentions : diuretic furosemide
• CBF meningkat :
• Anti trendelenburg 30° - 40°, cerebral venous drainage baik
• Cegah batuk atau strain
• Hiperventilasi atau Barbiturat
• Edema cerebri : restriksi cairan, diuretika, steroid
PENATALAKSANAAN ANESTESI
• EVALUASI : kardiovaskuler, paru, renal, neurologi, kesadaran, TIK, medikasi
• PERIKSA :
- CT Scan, M R I ( bila perlu )
- E C G
- Laborat : gula darah, elektrolit, ureum-creatinin, Hb, Ht, CT, BT, trombosit
- A G D
- Rontgen
PERSIAPAN PRE OP
• Turunkan TIK
• Turunkan tekanan darah
• Koreksi gangg. Elektrolit, asam basa, gula darah
• Rehidrasi
• Oksigenasi
PREMEDIKASI
• Hindari Narkotik karena meningkatkan TIK, beri sedative bila tdk sadar
• Sulfas atropin 0,01 mg/Kg IM, dan
• Benzodizepin 0,2 mg/Kg IM
INDUKSI
• PENTOTHAL 4 mg/kg IV diikuti hiperventilasi dengan masker
• VECURONIUM 0,1 mg/Kg IV disertai isoflurane
• LIDOCAINE 2% 1 – 1,5 mg/Kg IV diikuti penambahan Pentothal 2 mg/Kg IV 90 detik sebelum intubasi
MAINTENANCE
Dengan :
~ N2O & O2
~ Vecuronium
~ Isoflurane
Monitor : tekanan darah, nadi, saturasi O2, ECG, urine out put
Catatan
• Gunakan Manitol utk menarik cairan dari sel.
• Therapi cairan durante op : hindari cairan yg m’ngdung glukosa, krn dgn rusaknya sawar darah otak glukosa akan masuk ke intra sel.
• Gunakan kombinasi NaCl 0,9% dan Ringer Lactate, serta restriksi cairan utk mencegah edem cerebri
PENGKAJIAN
• Identitas pasien
• A B C
• Status Neurologis
- Perubahan kesadaran, Amnesia ?
- Pusing kepala, Vertigo
- Menurunnya refleks
- Malaise
- Kejang
- Iritabel
- Kegelisahan atau agitasi
- Pupil; ukuran, refleks terhadap cahaya.
- Hemiparesis
- Letargi
- Koma
- Pusing kepala, Vertigo
- Menurunnya refleks
- Malaise
- Kejang
- Iritabel
- Kegelisahan atau agitasi
- Pupil; ukuran, refleks terhadap cahaya.
- Hemiparesis
- Letargi
- Koma
• Status gastrointestinal
- Mual- muntah
- Mual- muntah
• Status kardiopulmonal
- Kesukaran bernafas atau sesak
- Depresi nafas
- Nafas lambat
- Hipotensi
- Bradikardi
- Kesukaran bernafas atau sesak
- Depresi nafas
- Nafas lambat
- Hipotensi
- Bradikardi
• G C S (Penilaian berdasarkan berat – ringannya cedera kepala)
Tabel Skala Koma Glasgow (Glasgow Coma Scale, GCS)
Jenis Pemeriksaan | Nilai |
Respon buka mata (eye opening/E) · Spontan · Dengan perintah · Dengan rangsang nyeri · Tidak ada respon | 4 3 2 1 |
Respon motorik terbaik (M) · Mengikuti perintah · Melokalisir nyeri · Menghindar nyeri · Fleksi abnormal · Ekstensi abnormal · Tidak ada gerakan | 6 5 4 3 2 1 |
Respon verbal terbaik (V) · Orientasi baik dan sesuai · Disorientasi tempat dan waktu · Bicara kacau · Mengerang · Tidak ada suara | 5 4 3 2 1 |
a. Cedera kepala ringan (CKR)
jika GCS antara 13 – 15, dapat terjadi kehilangan kesadaran < 30 menit (< 2 jam), tidak ada penyerta (fraktur tengkorak, kontusio atau hematom
b. Cedera kepala sedang (CKS)
jika GCS antara 9 – 12, hilang kesadaran atau amnesia antara 2 – 5 jam, dapat mengalami fraktur tengkorak, disorientasi ringan (bingung)
c. Cedera kepala berat (CKB)
jika GCS 3 – 8, hilang kesadaran > 24 jam, juga meliputi kontusio cerebral, laserasi atau adanya hematom atau edema cerebral
DIAGNOSA KEPERAWATAN
- Risiko tidak efektif bersihan jalan nafas dan tidak efektif pola nafas berhubungan dengan, gagal nafas, adanya sekresi, gangguan fungsi pergerakan, meningkatnya tekanan intrakranial, penurunan kesadaran.
- Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan edema serebral, peningkatan tekanan intrakranial.
- Resiko hipotermi berhubungan dengan berada / terpapar di lingkungan dingin ( OK ).
- Risiko kurangnya volume cairan berhubungan dengan dilatasi pemb. rh dampak anestesi, mual dan muntah.
- Risiko injury berhubungan dengan menurunnya kesadaran meningkatnya tekanan intrakranial.
- Nyeri berhubungan dengan trauma kepala, luka operasi.
- Risiko infeksi berhubungan dengan adanya injury, luka operasi.
- Risiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan immobilisasi.
- Kurangnya perawatan diri berhubungan dengan tirah baring,menurunnya kesadaran.
Thank's yua ttg info nya...dari kemaren Q nyari2 ntar klo da yg baru kbr2i j yua
BalasHapus